
Meskipun ia memulai musim Formula 1 2025 di bawah sorotan, kenyataannya nama Gabriel Bortoleto makin sering disebut di paddock Grand Circus. Setelah memenangi Formula 3 dan Formula 2 pada tahun-tahun debutnya, pembalap asal Brasil ini membuat lompatan ke kategori teratas bersama Sauber dan tampil di level yang tinggi, secara teratur mengalahkan rekan setimnya yang jauh lebih berpengalaman, Nico Hulkenberg.
Di usianya yang hampir 21 tahun dan setelah beberapa balapan untuk adaptasi, Bortoleto mulai menjadi pembalap yang secara teratur bersaing untuk posisi 10 besar di F1. Namun, kebangkitannya ke puncak motorsport sebagian besar berkat Fernando Alonso, manajernya sejak lama dan sejak musim ini juga menjadi rekan setimnya, seperti yang diakuinya di Monza.
Ketika pembalap muda Sauber ini ditanya apakah ia akan berada di F1 tanpa pengaruh Alonso, jawabannya jelas, “Saya rasa tidak. Ia melanjutkan, “Saya pikir jelas Fernando bukan hanya orang yang mendorong saya untuk masuk ke F1, tetapi ia juga membantu saya mendapatkan kontrak F3 dengan tim yang sangat bagus. Ia mengajari saya banyak hal di musim rookie. Dan dia juga mengajari saya banyak hal di musim rookie saya di F2.”
Bahkan, Bortoleto percaya bahwa tanpa saran dan bantuan dari pembalap asal Spanyol tersebut, ia mungkin tidak akan bisa memenangkan kejuaraan F2 dan F3 sebagai rookie.
“Maksud saya, saya tidak yakin saya akan berada di sini. Saya tidak begitu yakin saya akan memenangkan F2 dan F3 jika dia tidak mengatur karier saya dan memberi saya tempat di F1 setelahnya,” ia menuturkan.
Bahkan sebelum melompat ke Formula 1 dengan kursi penuh waktu sebagai bagian dari Sauber F1 Team, yang akan menjadi tim resmi Audi mulai 2026, nama Gabriel Bortoleto telah dikaitkan dengan kategori tersebut sebagai pembalap akademi McLaren.
Untuk menutup kesepakatan dengan tim pepaya itu, pemuda Brasil ini mengakui bahwa, meskipun tim Inggris yang mengiriminya tawaran, Alonso juga memainkan peran yang sangat penting.
“Ya, karena McLaren-lah yang menunjukkan ketertarikannya. Bukan kami yang mendatangi McLaren. McLaren-lah yang datang untuk memberikan penawaran kepada kami. Tapi kemudian, ia sering berbicara dengan Zak dan bernegosiasi dan mendorong beberapa hal. Ia sangat terlibat dalam semua itu,” pungkasnya.